Kabar Terkini Kasus Terkonfirmasi Nomor 19 Klaster Sei Ladi Tanjungpinang
JurnalKepri.com, Tanjungpinang, – Kasus terkonfirmasi nomor 19 di Tanjungpinang yakni JS masih menjalani perawatan medis Covid-19 di kediamannya (isolasi mandiri).
Seperti diketahui sejak tanggal 18 April 2020 yang bersangkutan dinyatakan positif Covid-19 masuk dalam klaster keluaraga Sei Ladi, Kota Tanjungpinang. Beliau terjangkit ketika itu diduga kontak erat dari suaminya yang lebih dulu positif.
Baca juga: Istri Wali Kota Tanjungpinang Positif Covid-19
Pasien positif Covid-19 akan dinyatakan sembuh apabila pemeriksaan swab lanjutan melalui metode PCR harus dua kali berturut-turut negatif.
“Iya, belum (dinyatakan sembuh dari Covid-19),” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Rustam dikonfirmasi jurnalkepri.com, Rabu (4/6/2020).
Yang bersangkutan hingga hari ini masih menjalani perawatan medis di kediamannya (isolasi mandiri). Rustam mengatakan kondisinya dalam keadaan sehat.
Baca juga: Pemerintah Berduka Wafatnya Wali Kota Tanjungpinang Syahrul
Sementara melalui data perkembangan Covid-19 dari Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang per 3 Juni 2020, kasus positif 27 orang dan ditambah 2 kasus dari ABK Sabuk Nusantara 48.
Kondisi kasus konfirmasi Covid-19 saat ini, sembuh 20 orang, meninggal 3 orang dan masih menajalani perawatan di RS sebanyak 3 orang-karantina rumah 1 orang.
Baca juga: Ketika dr Elfiani Berbagi Pesan Membentengi Diri dari Covid-19
Pentingnya Terapkan Protokol Kesehatan
Plt Dirut RSUD RAT Tanjungpinang, Kepri dr Elfiani Sandri berpesan hingga hari ini masih masa pandemi, meskipun kasus untuk di Kota Tanjungpinang sudah banyak yang sembuh dibandingkan yang masih menjalani perawatan, artinya masyarakat jangan lena, lengah lalu tidak memperhatikan protokol kesehatan.
“Gunakan masker, sosial distancing, meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi maknan bergizi, kemudian melakukan olahraga,” ucap dr Elfiani kepada jurnalkepri.com, Kamis (28/5/2020).
Kenapa harus memperhatikan protokol kesehatan?, dr Elfiani mengatakan, karena yang sifatnya virus (Covid-19) ini tergantung dengan dua hal yang penting.
“Pertama imunitas tubuh kita, imunitas tubuh kita harus dipacu dengan gaya hidup sehat dan perilaku hidup sehat. Perilaku hidup sehat menggunakan masker, sosial distancing, itu perilaku yang tetap kita perhatikan. Kedua virus ini kita tidak tahu yang menyrang ini strain yang ringan atau berat, dan karena virus ini juga bermutasi,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, dari beberapa pasien yang ditemukan (dirawat) ada yang sehat (OTG maupun PDP) misalnya sampe dua minggu dinyatakan sembuh. Dan ada pula ternyata sebulan lebih itu masih juga positif.
“Artinya barang kali itu strainnya yang sudah ganas, virulansinya tinggi, jadi ketika mendapatkan virulensi yang tinggi itu tentunya daya tahan tubuh harus diperkuat juga, dibantu dengan obat-obatan, jadi itu yang harus kita perhatikan. Kita tidak bisa prediksi itu, ini pasien strain rendah atau tinggi, dan sampe sekarang obatnya (Covid-19) juga belum ada,” ungakpnya.
(Reski)
Editor: Redaksi