Ansar Ahmad Merevitalisasi Pulau Penyengat Didukung Penuh Masyarakat
JurnalKepri.com, Tanjungpinang, – Masyarakat Pulau Penyengat, termasuk para zuriat yang sah dari Kesultanan Riau Lingga di Penyengat mendukung penuh kegiatan merevitalisasi Pulau yang bersejarah dan religius tersebut.
Ucapan terimakasih pun disampaikan sejumlah zuriat kesultanan kerajaan Riau Lingga yang ada di Pulau Penyengat untuk Pemprov Kepri, khususnya Gubernur Ansar Ahmad.
Raja Alhafis, salah seoarang zuriat kesultanan kerajaan Riau Lingga, yang juga pengurus harian Lembaga Adat Melayu (LAM) Provinsi Kepri, mengatakan, sebagai ibu kota Provinsi sudah seharusnya Kota Tanjungpinang mendapatkan polesan maksimal dari tangan-tangan pemimpin yang paham akan estetika tata kotanya.
Sehingga Tanjungpinang menjadi lebih berwibawa dan masyarakat Provinsi Kepri bisa merasa bangga.
“Saya yakin, seluruh masyarakat Tanjungpinang akan mendukung kegiatan menpercantik kota yang akan dilakukan Gubernur ini. Dan sebagai salah seorang zuriat Raja, saya pastikan seluruh masyarakat Penyengat senang dan berterimakasih atas upaya Gubernur tersebut. Karena dengan gigih dan keseriusannya, sehingga Gubernur berhasil menjolok dana dari pusat untuk membenahi pulau Penyengat,” kata Alhafis, Senin (9/5).
Menurut Alhafis, Gubernur juga sejak jauh hari sudah menyampaikan rencana besar tersebut kepada masyarakat, baik di forum-forum resmi maupun melalui media massa.
“Bahkan Gubernur sudah menyampaikan kepada masyarakat penyengat secara langsung di Balai Adat. Kami merasa senang mendengarnya ketika itu, dan harapan kami ini segera diwujudkan,” ujar Alhafiz lagi.
Sementara itu, pemangku zuriat lainnya, Raja Malik menegaskan, agar Gubernur Kepri Ansar Ahmad tidak perlu ragu untuk melanjutkan kegiatannya membenahi Penyengat.
Bahkan Raja Malik meminta kepada Gubernur untuk tidak melayani oknum-oknum kelompok tertentu yang tiba-tiba tampil dengan mengatas namakan zuriat yang sah dari Kesultanan Riau Lingga.
“Saya tau betul silsilah zuriat raja-raja yang sah, dan saya juga tau mana yang mengaku-ngaku zuriat. Oleh karena itu, kepada Gubernur jangan ragu untuk membangun Penyengat ini. Saya yakin , semua masyarakat mendukung rencana Gubernur,” kata Raja Malik.
Menurut Raja Malik, sama seperti yang dikatakan oleh Raja Alhafiz, bahwa sebagai objek wisaya budaya dan religi, Penyengat harus mendapatkan sentuhan polesan tangan-tangan kreatif yang faham akan estetika wisata dan budaya.
“Kita mau tawarkan objek wisaya yang ada di pulau Penyengat, tapi tidak kita poles, tentu peminatnya hanya itu-itu saja. Namun ketika kita percantik, kita sesuaikan dengan kebutuhan wisatawan tentu hasilnya akan menjadi lain. Intinya ayok kota sukseskan kegiatan ini, agar Tanjungpinang dan Penyengat khususnya lebih indah dan maju. Serta ekonomi masyarakatnya bisa terangkat,” tutup Raja Malik.
Sementara itu, pemangaku zuriat raja-raja Penyengat lainnya, Raja Azman dengan lugas mengatakan, semua kegiatan yang positif dan tidak melanggar hukum untuk kebaikan Penyengat, dipastikan seluruh masyarakat akan mendukungnya.
“Kita para pemangku zuriat kesultanan Riau Lingga sudah lama ada dan sangat jelas. Selama yang dilakukan Pemprov Kepri tidak bertentangan dengan hukum, lanjutkan saja dan tidak perlu khawatir,” tegasnya.
Rp130 Milliar Revitalisasi Pulau Penyengat
Sebelumnya, Gubernur Ansar memimpin Peninjauan dan Rapat Pengembangan Kawasan Pulau Penyengat di Balai Adat Indra Perkasa Pulau Penyengat bersama jajaran Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Kepri di hadapan perwakilan dan tokoh masyarakat Penyengat, Kamis (20/1) lalu.
Dalam kesempatan tersebut Gubernur Ansar serta jajaran BPPW Kepri memaparkan rencana-rencana kegiatan yang akan dilaksanakan di tahun anggaran 2022 ini yang memiliki pagu sekitar sepertiga dari total keseluruhan perkiraan dana yang dibutuhkan untuk memoles Pulau Penyengat yaitu di angka Rp130 miliar. Maka Pengembangan Pulau Penyengat merupakan kegiatan berkelanjutan.
Untuk tahun 2022, pagu dana yang disiapkan adalah senilai Rp30 miliar yang terdiri atas bantuan dari pemerintah pusat melalui BPPW Kepri senilai Rp10 miliar yang diperuntukkan untuk penanganan wilayah kumuh, Rp5 miliar dari APBD Kepri tahun anggaran 2022 yang dikhususkan untuk revitalisasi Masjid Sultan Penyengat, serta bantuan dari Islamic Development Bank senilai Rp15 miliar.
Gubernur Ansar mengaku dimulainya kegiatan pengembangan kawasan Pulau Penyengat ini tidak terlepas dari kerja sama dan koordinasi apik antara Pemprov Kepri, BPPW Kepri, Pemko Tanjungpinang yang mendukung penuh, warga Penyengat, serta berbagai pihak pemangku kepentingan.
“Kebersamaan ini akan terus dijalin karena ini adalah kegiatan berkelanjutan. Dengan dukungan penuh Walikota Tanjungpinang dan seluruh warga Pulau Penyengat, saya yakin tujuan kita bersama akan tercapai. Jika progres yang dilaksanakan baik, kiranya ke depan kita akan mudah mendapat suntikan-suntikan dana lagi untuk terus mengembangkan Pulau Heritage ini” ujar Gubernur.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur memaparkan progres revitalisasi Masjid Sultan yang mana masih dalam tahap koordinasi dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Batusangkar dikarenakan Masjid Sultan merupakan situs bersejarah.
“Karena Masjid Sultan merupakan cagar budaya, oleh karena itu kita tidak bisa sembarangan memugarnya, perlu koordinasi dengan pihak berwenang. Namun kita sudah melakukan identifikasi dan menemukan 80 titik yang memerlukan perbaikan-perbaikan utama” kata Gubernur Ansar.
Gubernur Ansar juga menyampaikan bahwa pengembangan kawasan Pulau Penyengat dapat dijadikan sarana penambahan lapangan pekerjaan. Sehingga program ini juga dapat berpartisipasi dalam program pemulihan ekonomi.
“Ini dapat juga dijadikan momen untuk membangkitkan SDM Pulau Penyengat” ujar Gubernur.
Sementara itu Kepala BPPW Kepri Albert Reinaldo menyampaikan bahwa di Bulan Februari akan dimulai pekerjaan peningkatan kapasitas Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) serta penyambungan ke rumah warga yang merupakan bagian dari peningkatan kawasan kumuh. SWRO merupakan menggunakan membran Reverse Osmosis (RO) untuk memisahkan kandungan garam yang terkandung untuk didapatkan air tawar.
“Akan dilakukan peningkatan kapasitas SWRO sebesar 2,5 liter perdetik sehingga menjadi 5 Liter perdetik dari sebelumnya 2,5 liter perdetik. Sedangkan untuk penyambungan ke rumah warga akan ditambah sebanyak sekitar 600 rumah setelah sebelumnya telah tersambung ke 107 rumah di tahun lalu” kata Albert.
Mengenai peningkatan kawasan kumuh, menurut Albert, Kepri mendapat keistimewaan dengan menjadi salah satu dari enam provinsi di Indonesia yang mendapat kepercayaan untuk menata kawasan kumuh dari pemerintah pusat.
“Ini berkat dorongan dan kerja keras Gubernur Kepri dan Walikota Tanjungpinang. Untuk itu kita patut bersyukur Kepri dapat terpilih dalam enam provinsi dari 34 provinsi yang ada di Indonesia” ungkapnya. (*/Red)
Sumber: Diskominfo Kepri