Tanjungpinang

Kecamatan Bukit Bestari Menyambut Baik Kegiatan Pembinaan Proklim

Kegiatan pembinaan kampung iklim

JurnalKepri.com, Tanjungpinang, – Kecamatan Bukit Bestari, Kota Tanjungpinang menyambut baik kegiatan pembinaan Program Kampung Iklim (Proklim).

Sekretaris Camat Bukit Bestari, Dodi menyambut baik kegiatan pembinaan kampung iklim ini yang di selenggarakan Dinas Lingkungan Hidup Kota Tanjungpinang di aula kantor Kecamatan Bukit Bestari.

“Kegiatan yang diselenggarakan oleh DLH ini sangatlah baik. Dimana Kota Tanjungpinang beberapa waktu lalu mendapatkan apresiasi/penghargaan dari kementrian lingkungan hidup dan kehutanan,” ucapnya, Selasa (24/11/2020).

Terlihat juga antusias perwakilan RT/RW se-Kecamatan Bukit Bestari sangat tinggi dengan kegiatan ini, karena dapat berguna untuk lingkungan dengan terjadinya perubahan iklim saat ini.

“Besar harapan kita dengan adanya kegiatan pembinaan ini mudah-mudahan di Kecamatan Bestari memiliki wilayah proklim yang bisa di kembangkan karena potensi juga sangat banyak serta kearifan lokalnya menunjang,” harapannya.

Ditempat yang sama Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tanjungpinang, Hendri menginginkan setiap kelurahan mempunyai satu kampung iklim.

“Kita ingin setiap kelurahan yang ada di Kota Tanjungpinang ini memiliki setidaknya satu kampung iklim,” ucapnya.

Tujuan proklim ini menciptakan masyarakat yang memahami permasalahan perubahan iklim dan dampaknya serta melakukan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim secara proaktif yang berkontribusi dalam pencapaian pembangunan nasional yang berkelanjutan.

“Beberapa akibat dari perubahan iklim yakni, gagal panen, hama, suhu naik, cuaca tak menentu kekeringan, banjir, puting beliung, penyakit (DBD, Malaria, Diare),” ujarnya lagi.

Hendri menyebutkan, terdapat dua hal yang harus di lakukan untuk menghadapi perubahan iklim ini, yanki adaptasi dan mitigasi

Adaptasi yaitu mengatasi dampak, mengelola dampak yang tidak dapat dihindari sehingga mampu mengurangi dampak negatif dan mengambil manfaat positifnya (menyesuaikan perubahan).

Sedangkan mitigasi adalah mengatasi penyebab, usaha penanggulangan untuk mencegah terjadinya perubahan iklim melalui kegiatan yang dapat menurunkan emisi/meningkatkan penyerapan gas rumah kaca dari berbagai sumber emisi.

Selain kampung Iklim, Hendri menambahkan, dia berharap setiap RW yang ada di masing-masing kelurahan juga mempunyai bank sampah, baik itu sampah organik maupun non organik.

“Sampah organik bisa di jadikan kompos untuk pupuk tanaman dan sampah non organik dapat diolah salah satunya menjadi ecobrick. Semua olahan sampah ini ada nilai ekonomisnya yang dapat di peroleh pada setiap pengelolaan, bila di kelola dengan baik,” demikian Hendri. (*)

Related Articles

Back to top button