Mahasiswa Beraksi Menyorot Ribuan Mobil Mewah Merapat di Bintan
JurnalKepri.com, Tanjungpinang, – Merapatnya ribuan mobil mewah di kawasan Pelabuhan PT Bintan Offshore Marine Centre (BOMC), Lobam, pada 24 Desember 2018 lalu, menjadi sorotan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Tanjungpinang-Bintan.
Mahasiswa PMII tersebut gelar aksi ke Kantor BC Tanjungpinang, Rabu (2/1/2019), guna mempertanyakan keuntungan apa yang didapat negara terkait masuknya 3.442 mobil mewah ke, Lobam, Bintan.
Koordinator aksi PMII, Pandi mengatakan, selain mempertanyakan soal keuntungan yang diterima dengan merapatnya ribuan mobil mewah ini, soal kegiatan fumigasi (sterilisasi dengan pengasapan) di kawasan lobam tersebut, dalam rangka membersihkan virus dan bakteri yang melekat pada mobil-mobil mewah itu.
“Dengan demikian, tentu ribuan mobil tersebut membawa virus dan tidak ada memberikan keuntungan secara langsung, itu yang kita tanyakan ke instansi (penegak hukum) terkait,” kata Pandi.
Diketahui dari Pandi, aksi serupa juga telah dibuat di BP Kawasan Bintan beberapa waktu lalu, namun dinilai pihaknya juga tidak ada kejelasan dari mereka apa keuntungan dan diduga mobil-mobil mewah ini membawa bakteri dan virus.
“Sama halnya BP Kawasan Bintan, kini BC Tanjungpinang pun tak dapat jelaskan apa yang kami tanyakan,” ujar Pandi lagi.
Meski begitu, PMII Tanjungpinang-Bintan selanjutnya akan menggelar aksi serupa di DPRD Bintan, selaku pengawasan di Pemerintahan Kabupaten Bintan.
Menanggapi tuntutan mahasiswa tersebut, Kepala Seksi Penyuluhan Layanan dan Informasi KPPBC Tanjungpinang, Oka A Setiawan mengatakan, diakui pihaknya jika keberadaan mobil mewah dilobam tersebut secara langsung tidak memberikan keuntungan kepada Negara.
“Secara langsung memang tidak ada, akan tetapi kontribusi kepada PT BOMC itukan ada. Perusahaan itukan membayar pajak kepada negara, pastilah memberikan kontribusi,” katanya dikonfirmasi.
Oka melanjutkan, tidak dikenakan bea masuk ribuan mobil mewah itu, lantaran kawasan tersebut merupakan wilayah FTZ (Kawasan Bebas). Pihaknya hanya melakukan pengawasan dan mengeluarkan ijin kepada aktivitas kapal pengangkut mobil-mobil itu.
“Kita terus awasi ribuan mobil itu, personil kita tempatkan di sana untuk melakukan pengawasan. Tugas kita itu aja,” demikian katanya.
Sebagaimana dikutip dari Batamnews.com, selama fumigasi berlangsung di Pelabuhan PT Bintan Offshore Marine Centre (BOMC) Lobam, seluruh muatan kapal diturunkan. Pihak pengelola kawasan menjamin mobil-mobil itu tidak akan keluar dari Kawasan Industri Lobam yang dikelola PT Bintan Inti Industrial Estate (BIIE).
General Manager (GM) PT BIIE, Aditya Laksamana menjamin keamanan fumigasi ini. Mulai dari aktivitasnya, pengawasan hingga keamanannya.
Karena selalu diawasi oleh petugas terkait dan mobil mewah maupun lainnya dari kapal berbendera Panama itu tidak akan keluar wilayah Lobam.
“Kami yakin mobil-mobil mewah ini tidak akan keluar dari kawasan. Sebab selain di pelabuhan ada CCTv di pos juga ada CCTv yang langsung termonitor ke Polres Bintan,” ucapnya.
Fumigasi yang dilakukan MV Morning Composer bertujuan agar kapal dan muatannya bersih atau steril dari hama sebelum sampai ke tujuannya. (Suaib)