Manajemen RSUD RAT Disorot, Direktur Buka Suara
JurnalKepri.com, Tanjungpinang, – Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raja Ahmad Tabib (RAT), dr. Yusmanedi buka suara soal manajemen di rumah sakit tersebut disorot oleh altivis pergerakan, Andi Cori Patahuddin.
Diketahui belakang ini pemberitaan di sejumlah media online mengenai mundurnya dokter ahli dan dugaan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) di RSUD RAT.
“Persoalan mundurnya sejumlah dokter ortopedi dikarenakan hak-hak selama bertugas tidak dibayarkan oleh pihak manajamen itu tidaklah benar,” kata Yusmanedi saat konferensi pers di kantornya, Kamis (17/2/2023).
Kata dia, Dokter Deded statusnya PNS dan telah mengajukan pengunduran diri dikarenakan masalah kesehatan yang ia alami, pengajuan pengunduran diri itu hak yang bersangkutan, kemudian proses selanjutnya itu di kepegawaian.
“Sebenarnya kita membutuhkan 5 dokter ortopedi, untuk mencukupi kebutuhan itu kita datangi dokter ortopedi dari Jakarta, serta dokter bantuan dari RSAL dan Rumah Sakit di Batam,” ujarnya.
Ia menegaskan, bahwa honor sejumlah dokter yang mengundurkan diri tetap dibayar sesuai dengan hak-haknya.
Sementara disingung mengenai kritikan dan laporan dari seorang masyarakat terkait KKN di RSUD RAT, Yusmanedi membantah hal tersebut.
“Tidak ada terjadi KKN di sini, kalau memang ada temuan BPK sudah masuk hasil pemeriksaannya, pastikan diperiksa,” kata Yusmanedi.
Yusmanedi akui saat ini RSUD RAT masih terus berbenah untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat. Meksipun ketersedian sarana dan prasarana RSUD RAT masih sangat minim.
“Seluruh dokter selalu saya tekankan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, jadikan ini sebagai ibadah,” ujarnya lagi.
Disisi lain Yusmanedi menyampaikan, untuk sarana dan prasarana di rumah sakit, seperti alat-alat medis sudah terbilang tua. Contohnya, alat City Scan yang kita punya 16 light, seharusnya sudah 28 light, alat ini semestinya sudah harus di upgrade.
“Mencukupi kebutuhan sarana prasarana ini kita sudah melakukan upaya berkoordinasi kepada pihak Dinas Kesehatan Kepri hingga Kementerian Kesehatan agar alat-alat yang kita butuhkan terpenuhi,” katanya.
Ditempat yang sama, Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD RAT, Putri Rahmawati mengatakan, rumah sakit kekurangan SDM. Jumlah keseluruhan pegawai baik tenaga pendukung maupun teknis dan dokter 800 orang sedang standarnya harus 1700 orang.
“Kekurangan ini kita upayakan terpenuhi dengan anggaran yang tersedia agar memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat,” ujarnya.
Pada saat konferensi pers, Direktur RSUD RAT Yusmanedi, didampingi Wadir Yanmedik dan Keperawatan RSUD RAT, Asep Guntur Sapari, Wadir Umum dan Keuangan RSUD RAT Putri Rahmawati, dan Humas RSUD RAT, Iqbal Sardadi.
Sebelumnya diberitakan, Aktivis Pergerakan, Andi Cori Patahuddin menilai manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Raja Ahmad Tabib (RSUD RAT) bobrok. Ia meminta Gubernur Kepri segera mencopot Direkturnya dan diganti.
Bobroknya manajeman itu kata Cori diantaranya, pembagian jasa medis yang tidak transparan, rekrutmen pegawai non medis yang terus-menerus tanpa mempertimbangkan keuangan daerah/BLUD.
“Pihak keluarga direktur juga bertugas sebagai dokter spesialis THT dan seiring menolak pasien, tetapi tidak pernah mendapat teguran tindakan dari direktur,” ujarnya, Senin (13/2/2023).
Tidak hanya soal manajemennya, Cori pun menduga Dieektur RSUD RAT melakukan KKN.
Dari hal tersebut, Cori mengharapkan Gubernur tidak ada toleransi terkait permasalahan ini, karena ini menyangkut pelayanan publik di bidang kesehatan.
“Gubernur harus segera mengambil tindakan tegas dengan mencopot Direktur RSUD RAT karena diduga yang bersangkutan melakukan KKN,” pinta Cori. (Richo/Ajho)
Editor: Reski