“Mengintip” Langkah Pemko Tanjungpinang Dapatkan Kembali Adipura

JurnalKepri.com Tanjungpinang, – Guna meraih kembali piala Adipura pada tahun ini, Pemko Tanjungpinang melalui DLH terus gesa perbaikan terkait sejumlah kategori penilaian agar mencapai di atas rata-rata.
Kepala DLH Kota Tanjungpinang, Yusswandi mengungkapkan, pada penilaian tim pantau 1 yang dilakukan pada November 2017 lalu Pemko sudah lolos dengan nilai 75,61.
Dan kini, pihaknya sedang mempersiapkan strategi ketika tim pantau 2 lakukan penilaian pada 8-13 Maret mendatang. Karena ada sejumlah tempat dan titik pantau terdapat nilai dibawah 75. Pemko pun sedang mengatur langkah dan strategi guna memperbaikinya.
“Ada beberapa titik pantau yang masih dibawah rata-rata, misalnya penataan Ruang Terbuka Hijau di Jalab Teuku Umar, Penataan Trotoar di Jalan Ahmad Yani, Jalan Tugu Pahlawan, dan Jalan Adi Sucipto,” terangnya saat lakukan rapat koordinasi tim pantau 2 bersama Pj Wali Kota Raja Ariza di kantor Wali Kota, Senggarang, Kamis (1/3/2018).
Tidak hanya titik-titik tersebut saja, selanjutnya tambah dia, untuk wilayah pemukiman pesisir yang terdapat pasang surut air seperti di wilayah Tanjung Unggat yang merupakan wilayah yang menjadi fokus persampahan.
Kemudian disarana pendidikan, di SMPN 4 terkait pengomposan dan pemanfaatannya. Untuk DLH sendiri lebih ditekankan pada aspek penghijauan.
“Jika semua itu bisa tercapai di atas ambang nilai, maka Adipura akan kembali diraih,” ujarnya.
Sementara Pj Wali Kota Tanjungpinang Raja Ariza saat rapat mengatakan, terkait sistem persampahan ini harus dikelola secara cepat dan tuntas.
“Perlu adanya sinergitas antara petugas kebersihan dan stakeholder terkait. Agar pengelolaan dan pemanfaatan sampah ini dapat kita lakukan secara cepat,” katanya.
Wali Songo sapaan yang kini melekat ke dirinya juga mengharapkan kepada DLH untuk membentuk Kelompok Sadar Sampah di setiap kelurahan. Hal ini guna mengubah paradigma masyarakat untuk kepeduliannya terhadap lingkungan khususnya sampah.
“Kelompok ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait masalah kebersihan dilingkungannya masing-masing. Kelompok Sadar Sampah tersebut harus terbentuk misalnya dimulai di Tanjung Unggat, Pelantar 1, 2 dan 3. Harus dibuat komitmen untuk mengawasi persampahan,” sarannya demikian. (Red/Humas)