Menyingkap Dugaan Korupsi Paket Sembako Murah, Polres Tanjungpinang Bergerak
JurnalKepri.com, Tanjungpinang, – Guna menyingkap dugaan adanya tindak pidana korupsi atau penyelewengan, penyalahgunaan anggaran atas proyek paket sembako murah di Disperdagin, Unit Tipikor Polres Tanjungpinang mendatangi OPD setempat, Selasa (5/5/2020).
Komponen paket bahan pokok disediakan dijual murah oleh Disdagin mulai dilaksanakan Senin (4/5/2020), diantaranya itu gula pasir 2 Kg, Tepung Terigu 2 Kg, Minyak Goreng 1 liter dan telur 30 butir. Masyarakat hanya membayar Rp.60.000. Yang harga sebenarnya Sembako ini Rp123.000, tapi disubsidi Rp.63.000.
Dari harga tersebut, diduga adanya mark up harga.
Baca juga: Harga Rp60.000, Berikut Kumpulan Bahan Pokok Dijual Murah Disperdagin Tanjungpinang
Kanit Tipikor Polres Tanjungpinang Ipda Jeriko mengatakan, bahwa kedatangan timnya ke Disperdagin untuk menyelidiki dugaan kasus mark up harga paket sembako murah.
“Katanya, ada mark up harga sembako. Makanya kita periksa PPK-nya, buat memeriksa betul apa tidak,” ujar Ipda Jerico.
Jerico menambahkan, dari hasil pemeriksaan awal akan dilaporkan terlebih dahulu dengan pimpinan Polres Tanjungpinang untuk mengetahui bahwa pemeriksaan akan dilanjutkan atau tidak.
“Kami laporkan dulu ke pimpinan. Sejauh ini baru PPK-nya saja yang diperiksa,” tegasnya.
Sementara itu, Kabid Stabilitas Harga Disdagin, Abdullah mengungkapkan, polisi saat melakukan pemeriksaan menanyakan masalah administrasi.
“Tadi ditanya terkait malah administrasi. Seperti harga dan jumlah paket sembako murah yang dijual kepada masyarakat. Tapi tak bisa saya jawab detail karena dokumen proyek dipegang staf dilapangan. Saya coba kontak, tapi tak bisa,” ujar Abdullah.
Sedangkan untuk harga sembako yang dinilai publik terlalu mahal, Abdullah menegaskan jika pada saat penetapan harga di pertengahan April 2020, kondisi harga sembako khususnya gula memang sedang mengalami kenaikan.
“Pada waktu itu harga gula naik. Demikian pula dengan harga telur. Kan, ada kelasnya, masing-masing kelas tentu berbeda-beda harganya,” jelasnya.
Ia mengaku optimis bahwa dirinya tidak bersalah dan tidak takut menghadapi sorotan mahalnya harga pengadaan sembako murah.
“Saya tidak takut, kurang lebih 28 tahun saya urus ini (pengadaan sembako murah),” ujarnya.
(Ihsan)
Editor: Redaksi