Tanjungpinang

Pedagang Keluhkan Fasilitas Pasar Baru II yang Diberikan BUMD Tanjungpinang

Kondisi Pasar Baru II Tanjungpinang

JurnalKepri.com, Tanjungpinang, – Fasilitas seperti meja tempat berjualan yang diberikan BUMD PT Tanjungpinang Makmur Bersama (TMB) sebagai pengelola dikeluhkan oleh pedagang di Pasar Baru II, daerah setempat.

Riana alias Opung, salah seorang pedagang disana yang telah 25 tahun berjualan membeberkan bahwa, rekan pedagang di Pasar Baru hanya disediakan meja terbuat dari kayu, yang semakin lama, lapuk.

“Pedagang lah yang merehap meja dari kayu itu menjadi meja dari semen. Kebanyakan pedagang yang menjual daging dan ikan, karena mereka perlu membersihkan meja pakai air, kalau kayu lama-lama pasti lapuk. Itu mereka pakai uang sendiri bukan dari BUMD,” ungkapnya ditemui di Pasar Baru II, Tanjungpinang, Jumat (17/1/2020).

Opung mengatakan, para pedagang membayar sewa dengan harga 60 ribu dalam jangka setahun. Kemudian mereka dikenakan uang kebersihan sebesar 6 ribu rupiah satu hari.

“Semua uang itu dibayarkan ke BUMD. Tidak ada melalui pihak kedua. Tapi ada juga beberapa meja yang membayar ke pihak kedua dan ketiga. Itu agak mahal saya tidak tahu berapa,” ujarnya.

Pantauan jurnalkepri.com, untuk kondisi di Pasar Baru II disamping fasilitas yang disebutkan itu terbuat dari kayu, untuk langit-langit atapnya di sana kotor dan penuh dengan sarang laba-laba, seakan tidak dibersihkan, padahal pedagang memabayar uang kebersihan.

Opung pun berharap kepada pengelola agar merenovasi, supaya Pasar Baru II menjadi lebih rapi dan masyarakat akan mau berbelanja.

“Kedepan diperbaiki lah ini, meja-meja diseragamkan biar enak dilihat. Untuk pedagang juga dikelompokkan lah, yang jual ikan dan daging letak di satu tempat. Sedangkan bumbu dan sayuran juga satu tempat. Jadi kan rapi, sehingga orang banyak beli disini,” harapnya kepada BUMD PT TMB selaku pengelola.

Disisi lain, Opung juga mengeluhkan sepinya pembeli, alasannya, masyarakat lebih memilih membeli di kawasan jalan Gambir yang di sana ada pedagang kaki lima.

Ia pun meminta, pihak BUMD agar pedagang di kawasan jalan Gambir digabungkan di Pasar Baru II.

“Kita di dalam ini (Pasar Baru II) jualan, di luar juga jualan (PKL jalan Gambir), lakunya jualan kita sedikit, tidak seperti dulu. Sedangkan mereka hanya dipungut uang harian saja, dan di setor ke pemilik toko yang ditumpanginya,” keluhnya.

“Kalau mau, yang diluar itu juga berjualan disini. Jadi biar sama sama enak,” tambahnya.

Baca juga: BUMD Tanjungpinang Diharapkan Kembangkan Usaha Baru, Malah Naikan Sewa Lapak

Salah seorang pedagang di kawasan jalan Gambir saat ditemui, Rahmat, mengatakan, sejak 2015 dirinya pernah didatangi oleh pihak BUMD untuk di data serta akan dialihkan ke Pasar Baru II, namun hingga 2020, rencana itu tidak ada kepastian.

“Kita nanti akan dialihkan, dicarikan tempat yang layak di Pasar Baru II, tapi dari dulu cuma dimintai nama, terus tanda tangan, dari 2015 kita diginikan. Tapi tidak juga terealisasi. Jika memang dipindahkan saya ikut saja, yang penting bisa berjualan,” ungkapnya.

Baca juga: Fahmi: tiga bulan kami fokus optimalisasi pasar

Rahmat mengatakan, meski berjualan di pinggir jalan, tidak menentu orang yang membeli.

“Jualan dipinggir jalan gini kadang sepi, kadang ramai, tidak menentu. Kalau hujan tetap kita jualan walaupun kenak tempiasnya, kalau panas ya panas-panasan. Sedangkan untuk biaya sewa lapak harus menyetor sebesar 10 ribu ke pemilik toko,” demikian katanya.

Sementara, terkait keluhan tersebut, Dirut BUMD PT TMB, Fahmi mengatakan, dalam waktu dekat akan segera melakukan renovasi PB II secara bertahap.

“Kami memang merencanakan untuk merenovasi, tetapi secara bertahap tergantung kekuatan (dana) perusahaan, apa yang rusak akan kami perbaiki. Akan ditata kembali sedemikian mungkin, insya allah bulan depan kita sudah mulai,” kata Fahmi kepada jurnalkepri.com.

Sedagkan untuk pedagang di kawasan jalan Gambir, Fahmi mengatakan, mereka akan digabungkan ke dalam Pasar Baru II.

“Februari para pedagang kaki lima kawasan jalan Gambir harus berjualan didalam pasar seperti pedagang yang lainnya, saya akan memasukan mereka agar tertata, kita akan melakukan sosialisasi dan surat edaran, yang jelas kita siapkan lapaknya,” ujarnya.

Diketahui darinya, jumlah pedagang kaki lima di kawasan jalan Gambir sebanyak 48 orang. Dan nanti semuanya akan dimasukkan ke dalam pasar.

(Ihsan)

Editor: Reski Muralino

Related Articles

Back to top button