Tajuk Rencana

Rezeki yang Melawan Risiko

Ke 27 TKI ilegal diamankan Kodim 0315/Bintan saat hendak nyeberang ke Malaysia dari Teluk Bakau, Bintan, Jumat (2/2/2018) malam.

Siapa yang harus dipersalahkan, ketika perut tidak lagi dapat diasupi makanan, atau kebutuhan pokok lainnya yang dituntut harus terpenuhi, bisa jadi juga sampai keinginan mendapatkan rezeki yang lebih besar agar kesejahteraan diri maupun keluarga menjadi lebih baik.

Mereka, para Tenaga Kerja Indonesia di sejumlah daerah-daerah di negeri yang akan menginjak 73 tahun merdeka ini, mencoba menerobos aturan melalui cara mencari kerja dan peruntungan di negara lain, namun bukan melalui jalur resmi. Atau yang biasa disematkan status ke mereka sebagai TKI ilegal.

Seperti yang baru saja terjadi, bentuk nyata menggapai rezeki yang melawan risiko. Sebanyak 27 TKI ilegal diamankan oleh Kodim 0315/Bintan, disaat mereka ingin menyebrang ke Malaysia melalui Teluk Bakau, Bintan pada Jumat (2/2/2018) malam.

Mereka yang diamankan itu terdiri dari 23 pria dan 4 wanita dari berbagai asal. Seperti, ada yang dari Lombok, Aceh, Bandung, Jawa Tengah dan Madura.

Tertangkapnya mereka tentu sudah lebih awal diprediksi bakal mereka terima, karena hal itu sebagai bentuk penyelundupan yang dirancang oleh sang Tekong atau penyalur TKI ilegal.

Dandim 0315/Bintan Letkol Inf Ari Suseno pastikan anggotanya kini lakukan perburuan kepada sang Tekong. Dan untuk nasib selanjutnya ke 27 TKI ilegal itu pihak Kodim serahkan ke BP3TKI.

Kisah pilu pun nyata tercerita dari salah seorang TKI ilegal itu, dia ialah Ida berumur 30 tahun, berasal dari Bandung yang telah menghabiskan 3,5 juta agar bisa sampai ke negeri Jiran, Malaysia. Malang serasa telah terpikir oleh dia, karena biaya yang ia keluarkan itu bukan serta merta telah jelas nanti bakal bekerja apa di negara yang ia tuju. Namun ia katakan kepada media ini, pekerjaan disana yang bakal ia lakoni bisa seperti di kebun dan juga di restoran.

Pada kenyataannya, harapan Ida sirna, belum lagi bisa dapatkan pekerjaan, kini malah ditangkap oleh aparat, karena itu tadi, mereka masuk ke negara lain tanpa jalur resmi.

Mungkin satu dari banyaknya pertanyaan bakal timbul, apakah di daerah asal mereka tidak ada lagi peluang untuk mendapatkan rezeki atau tingkat perbedaan kurs mata uang di negara yang dituju lebih besar dan menjanjikan, membuat mereka “berpacu” meraihnya.

Pertanyaan lainnya juga mungkin perlu dicermati, kenapa mereka memilih jalur TKI ilegal, padahal untuk bekerja di luar negeri melalui jalur resmi pun telah disusun segala mekanismenya oleh para pemangku kepentingan negeri ini.

Kesemua itu, idealnya menjadi perhatian semua pihak-pihak yang berkaitan. Karena kasus tertangkapnya TKI ilegal ini bukanlah hal yang baru, dimana jauh sebelumnya praktik seperti ini mungkin dirasa masih marak di republik ini.

Kedepannya, diharapkan terkhusus bagi mereka yang ingin masuk ke negara lain, tentu bisa melalui jalur resmi untuk dapatkan pekerjaan dengan upah yang tentu diatas kurs mata uang Indonesia. (Reski Muralino)

Related Articles

Back to top button